Minggu, 14 September 2008
TANGAN BUNTUNG BERCITA – CITA JADI GURU SABLON
Meskipun hanya memeiliki satu tangan, tapi tak menghalangi Nurhuda untuk ahli menyablon.
Jari kecil tanganya terlihat begitu gesit menyelesaikan sebuah spanduk yang dipesan salah satu partai ditempat magangnya di jalan Macini Raya Makassar. Cacat yang dialami sejak kecil tak menghalaginya untuk berkreatifitas dalam dunia sablon, hasilnya pun tak kalah hebat dengan orang yang normal. Walaupun hanya memiliki satu tangan kanan tapi Nurhuda tetap semangat mengikuti pelatihan di panti, dan dia berharap setelah selesai pelatihan dan keluar dari panti ia ingin menjadi guru sablon di tempat asalnya di sulawesi tenggara.
KAKI KANAN TAK ADA, KARTINI INGIN MENJADI AHLI TATA RIAS
Cacat fisik bukanlah halangan bagi penghuni panti, untuk menggapai cita cita. Mereka terus berlatih, hingga akhirnya memiliki keterampilan yang bisa jadi bekal berada ditengah masyarakat nantinya.
Dia adalah Kartini, Perempuan berkulit putih dan tubuh mungil ini tengah mengikuti program kerja lapangan disalah satu salon di Makassar.
Wanita berambut panjang ini masuk di panti sejak tahun 2007. Tangan mungilnya begitu lincah memangkas rambut salah seorang pelanggan salon, menanta dan merapikan rambut si pelanggan hingga terlihat rapi. Tapi siapa sangka dibalik kelincahan gunting yang dimainkannya itu, ternyata ia memiliki kecacatan yaitu tidak memiliki kaki sebelah kanan, akibat penyakit yang menyerangya dulu waktu masih kecil. Kartini harus mengunakan alat bantu tongkat untuk melakuakn aktifitasnya. Namun dengan semangat dan kegigihanya saaat ini ia telah mengusai ilmu dan tehnik tata rias, baik salon maupun make up pengantin. Cewek berusisa 22 tahun ini tidak pernah minder dengan keadaannya sekarang, ia tampak ceria dan penuh senyum terhadap pelanggan salon yang datang.
Karena itu setelah masa permagangannya selesai kartini akan lebih memperdalam ilmunya lagi, khususnya tata rias dan kecantikan, “Saya bercita – cita setelah keluar dari panti mau menjadi ahli tata rias” ucapnya dengan senyum yang manis.
TANPA TELAPAK TANGAN, INGIN JADI MEKANIK YANG HANDAL
Tanpa telapak tangan dan tanpa telapak kaki PIeter Balimula sedang mengutak atik sebuah motor dibengkel di Jl. Maccini Raya, Makassar, dia sedang melakukan praktek kerja dibengkel di luar Panti.
Pria berkulit legam kelahiran Larantuka, Nusa Tenggara Timur 17 Agustus 1979 itu biasa dipanggil Pieter. Pieter yang mengalamai cacat fisik sejak kecil, masuk di panti ini sejak tahun 2006. namun dengan kecacatanya itu pieter tetap semangant untuk mengukuti program pelatihan perbengkelan otomotif yang diadakan di Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. Harapanya setelah menyelesaikan pelatihan di panti ini, ia akan pulang ke kampung halamannya di NTT dan membuka bengkel sendiri, “Mudah – mudahan saya bisa menjadi mekanik handal” katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)