Minggu, 26 Oktober 2008
WIDYA WISATA KELAYAN / SISWA PSBDW 2008
Widyawisata kali ini diadakan di Dunia Fantasi Bungoro Kab. Pangkep, Sul- Sel. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2008. Sebanyak 300 orang mengikuti acara tersebut termasuk kelayan dan pegawai beserta para keluarganya. Diharapkan dengan adanya acara Widyawisata ini bisa menjadi tali pengikat silaturahmi antar keluarga pegawai dan juga refresing untuk kelayan yang akan mengikuti ujian akhir pada awal bulan November.(AR)
Minggu, 14 September 2008
TANGAN BUNTUNG BERCITA – CITA JADI GURU SABLON
Meskipun hanya memeiliki satu tangan, tapi tak menghalangi Nurhuda untuk ahli menyablon.
Jari kecil tanganya terlihat begitu gesit menyelesaikan sebuah spanduk yang dipesan salah satu partai ditempat magangnya di jalan Macini Raya Makassar. Cacat yang dialami sejak kecil tak menghalaginya untuk berkreatifitas dalam dunia sablon, hasilnya pun tak kalah hebat dengan orang yang normal. Walaupun hanya memiliki satu tangan kanan tapi Nurhuda tetap semangat mengikuti pelatihan di panti, dan dia berharap setelah selesai pelatihan dan keluar dari panti ia ingin menjadi guru sablon di tempat asalnya di sulawesi tenggara.
KAKI KANAN TAK ADA, KARTINI INGIN MENJADI AHLI TATA RIAS
Cacat fisik bukanlah halangan bagi penghuni panti, untuk menggapai cita cita. Mereka terus berlatih, hingga akhirnya memiliki keterampilan yang bisa jadi bekal berada ditengah masyarakat nantinya.
Dia adalah Kartini, Perempuan berkulit putih dan tubuh mungil ini tengah mengikuti program kerja lapangan disalah satu salon di Makassar.
Wanita berambut panjang ini masuk di panti sejak tahun 2007. Tangan mungilnya begitu lincah memangkas rambut salah seorang pelanggan salon, menanta dan merapikan rambut si pelanggan hingga terlihat rapi. Tapi siapa sangka dibalik kelincahan gunting yang dimainkannya itu, ternyata ia memiliki kecacatan yaitu tidak memiliki kaki sebelah kanan, akibat penyakit yang menyerangya dulu waktu masih kecil. Kartini harus mengunakan alat bantu tongkat untuk melakuakn aktifitasnya. Namun dengan semangat dan kegigihanya saaat ini ia telah mengusai ilmu dan tehnik tata rias, baik salon maupun make up pengantin. Cewek berusisa 22 tahun ini tidak pernah minder dengan keadaannya sekarang, ia tampak ceria dan penuh senyum terhadap pelanggan salon yang datang.
Karena itu setelah masa permagangannya selesai kartini akan lebih memperdalam ilmunya lagi, khususnya tata rias dan kecantikan, “Saya bercita – cita setelah keluar dari panti mau menjadi ahli tata rias” ucapnya dengan senyum yang manis.
TANPA TELAPAK TANGAN, INGIN JADI MEKANIK YANG HANDAL
Tanpa telapak tangan dan tanpa telapak kaki PIeter Balimula sedang mengutak atik sebuah motor dibengkel di Jl. Maccini Raya, Makassar, dia sedang melakukan praktek kerja dibengkel di luar Panti.
Pria berkulit legam kelahiran Larantuka, Nusa Tenggara Timur 17 Agustus 1979 itu biasa dipanggil Pieter. Pieter yang mengalamai cacat fisik sejak kecil, masuk di panti ini sejak tahun 2006. namun dengan kecacatanya itu pieter tetap semangant untuk mengukuti program pelatihan perbengkelan otomotif yang diadakan di Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. Harapanya setelah menyelesaikan pelatihan di panti ini, ia akan pulang ke kampung halamannya di NTT dan membuka bengkel sendiri, “Mudah – mudahan saya bisa menjadi mekanik handal” katanya.
Rabu, 13 Agustus 2008
Foto PAUD / Penitipan Anak
Foto2 Porseni PSBDW
SYARAT PENERIMAAN
SYARAT PENERIMAAN
1. Cacat Tubuh ( tidak mempunyai cacat ganda )
2. Umur 17 sampai 35 tahun
3. Tidak mengidap penyakit kronis dan menular
4. Mampu dididik dan bisa baca tulis
5. Belum menikah
6. Tidak dalm status bersekolah atau bekerja
7. Mendapat ijin dari orang tua / wali
8. Melengkapi persyaratan administrasi seperti, Foto, surat keterangan dokter, surat keterangan tidak mamapu
9. Berkas pendaftaran paling lambat diterima setiap tanggal 31 Desember
10. Bagi yang memenuhui syarat akan dipanggil meallui dinas sosial setempat.
PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL
PROSES PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL
A. PENDEKATAN AWAL MELIPUT:
1. Konsultasi
2. Orientasi
3. Motivasi
4. Seleksi
B. PENERIMAAN MELIPUTI
1. Registrasi
2. Identifiasi
3. Orientasi Pengenalan Panti OPP
C. PENELAAHAN DAN PENGUNGKAPAN MASALAH
1. Pemeriksaaan aspek fisik
2. Pemeriksaaan aspek mental psikologis
3. Pemeriksaaan dan wawancara aspek sosial
4. Pemeriksaaan dan pengetesan aspek vokasional
D. PENEMPATAN KEDALAM PROGRAM
Berdassarkan hasil assesment yang ditindak lanjuti dalam forum Case Cnference (CC)
E. PELAKSANAAN PELAYANAN (BIMBINGAN)
1. Bimbingan fisik dan mental menliputi ;
a. Bimbingan pemeliharaan kesehatan dan lingkungan
b. Olahraga / senam
c. Bimbingan agama
d. Bimbingan mental (konseling)
2. Bimbingan Sosial
a. Pramuka
b. Kesenian
c. Rekreasi
3. Bimbingan Keterampilan Kerja
a. Ketrampilan Penjahitan Pakaian Pria
b. Ketrampilan Penjahitan Pakaian Wanita
c. Ketrampilan Tata Rias
d. Ketrampilan Elektronika
e. Ketrampilan Otomotif
f. Ketrampilan Percetakan / sablon
g. Ketrampilan Fotografi
4. Resosialisasi
a. Bimbingan kesiapan keluarga dan masyarakat
b. Bimbingan kerja dalam bentuk PBK di perusahaan
c. Bimbingan kewirausahaan
d. kunjungna ke perusahaan dan instansi terkait
e. Penempatan dan penyaluran kerja dan pengembalian kelayan ke tempat asal
5. Bimbingan Lanjut
Merupaka bimbingan pengembangan dan pemantapan kerja bagi kelayan setelah kelayan kembali ketempat asal tujuannya untuk mengetahui perkembangan kerja atau usaha ex kelayan
6. Terminasi
pemutusan hubungan setelah dianggap kelayan mampu mandiri setelah masa dua tahun
FASILITAS
NON FISIK
1. Penggantian uang transport pemanggilan dan pemulangan
2. Akomodasi dan konsumsi
3. Paket bantuan stimulan
FISIK
1. Kantor
2. Aula
3. Asrama putra dan putri
4. Ruang pendidikan dan pelatihan
5. Ruang makan
6. Poliklinik dan bengkel prothese
7. Tempat ibadah
8. Lapangan dan sarana olahraga
9. Bus dan ambulance
10. Alat bantu tubuh
11. Alat dan bahan pendidikan
12. Pakain seragam
13. PeralAtan pramuka
14. Alat music
VISI, MISI, dan FUNGSI
VISI
Menjadikan penyandang cacat tubuh, yang berkualitas dan memiliki sikap percaya diri yang tinggi dalm kehidupan di masyarakat
MISI
Memberikan pelayanan dan rehabilitasoi sosial secara profesional bagi penyandang cacat tubuh
Memeberikan pelayanan kepada penyandang caat tubuh dalam penguasaan iptek dan imtaq
Melaksanakan pengkajian dan pengembanagn rehabilitasi sosial
FUNGSI
1. Sebagai tenpat pelayanan dan rehabilitasi soaial agi penyandang caat tubuh
2. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi penyandang caat
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan dalam hal penanganan/ intervensi
4. Sebagai pusat informasi dan advokasi sosial
5. Sebagai tempat rujukan
Senin, 11 Agustus 2008
SEJARAH BERDIRINYA PSBD WIRAJAYA MAKASSAR
LATAR BELAKANG
Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya (PSBDW) Makassar sebelumnya adalah Panti yang menangani para penyandang cacat tubuh di kawasan Indonesia Timur. Yang sebelumnya bernama Panti Rehabilitasi Cacat Tubuh (PRPCT), yang merupakan salah satu Unit Pelayan Teknis (UPT) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitai Sosial Departemen Sosial RI. PSBD Wirajaya Makasar mempunyai kapasitas tampung 300 orang penyandang cacat dari kawasan Indonesia Timur meliputi Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan sebagian Kalimantan.
SEJARAH BERDIRINYA
Dilatar belakangi korban perang dunia II dan korban keganasan Pemberontakan Westreling yang dikenal dengan korban 40.000 jiwa di Sulawesi Selatan.
1. Tahun 1954
Andi Pangeran Pettarni dan Mr Tjiang Kiok merintis berdirinya perkampungan penderita cacat tubuh terutama bagi korban perang.
2. Tahun 1957
Peletakkan batu pertama pembangunan perkampungan cacat oleh KSAD Gatot Subroto dan dipimpin oleh Dr. Englang dan sekretasisnya John Ekel
3. 11 Desember 1960
Diresmikan sebagai Rehabilitasi CEntrum Ujung Pandang oleh Pangdam Hasanuddin Kol. M Yusuf.
4. Tahun 1979
Dari Lembaga Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh (LRPCT ) menjadi Panti Rehabilitasi Cacat Tubuh (PRPCT)
5. Tahun 1994
Menjadi Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar
6. Tahun 2001
Berada di lingkungan BKSN kemudian Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
7. Tahun 2002
Menjadi UPT dibawah Naungan Departemen Sosial RI
Langganan:
Postingan (Atom)